Mas mas green peace..

Cerita tentang mas mas greenpeace baru dimulai setelah saya sarapan jam setengah 11 di salman. ketika saya hendak beranjak untuk kembali ke lab untuk kembali bersosialisasi dengan kompi tersayang, seperti biasa di area parkir gerbang depan ITB, salah satu aktifis greenpeace mencegatku.

“mas, pernah tahu greenpeace?”

Biasanya aku akan melambaikan tangan dan berjalan dengan cepat untuk meninggalkan kesan bahwa aku terburu buru. tapi saat itu, well what the hell..sekali kalli ngajak ngobrol ah..

“Yuk kita ngobrol di sana, biar agak teduh mas..” akhirnya aku mengajak mas mas greenpeace itu untuk mengobrol  di pelataran gerbang depan yang terlindungi dari sinar matahari.

“Jadi gini mas…”

Mas mas greenpeace ini memulai ceritanya, dia menjelaskan bahwa greenpeace adalah organisasi non profit untuk meningkatkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat. mereka punya beberapa fokus, yakni pelestarian hutan, nuklir, sumber daya energi, dan 2 hal lagi yang saya lupa.

“tapi kita sedang fokus di area pelestarian hutan mas..”

Dia memerlihatkan bahwa 100 hutan selebar lapangan bola di irian jaya di tebang setiap harinya dan dia memperlihatkan peta dengan bercak merah yang tersebar di mana mana

“bercak merah itu adalah hutan yang HPH (hak perambahan hutan-nya sudah dimiliki oleh pengusaha..” lanjutnya menjelaskan.

setelah selesai aku bertanya beberapa hal kepadanya..

“mas,,  di indonesia itu ada kementrian lingkungan hidup kan ya?” aku bertanya pertanyaan yang tidak perlu dijawab

“iya..”

ah dia jawab juga pertanyaan saya..

“nah, kenapa para orang kementrian lingkungan hidup itu tidak merasa khawatir dengan keadaan ini sekarang?

“wah gak tahu mas, mungkin karena mereka dapet pemasukan dari situ..”

mmhh.. aku mencatat kata mungkin yang dia katakan, dia berspekulasi..

“maksudnya gini lho mas, jangan jangan sebenernya fakta bahwa mereka tidak mempermasalahkan keadaan itu, jangan jangan memang sebenarnya tidak ada masalah hutan hutan itu ditebang, mungkin ada regulasi tertentu yang mereka tetapkan, mungkin aja pas kita menebang pohon di area pertama, lalu maju terus dan sampai kembali ke area pertama, mungkin poho itu sudah tumbuh lagi..”

“penanaman kembali maksudnya ya mas?”

“iya,, ada ga mekanisme seperti itu? ” tanyaku..

“wah ga tahu saya..”

mmh.. dia baru melihat masalah pembalakan hutan dari sisi mereka sendiri, belum tahu bagaimana masalah tersebut dari sisi pemerintah.

“kalo mekanisme HPH sendiri gimana emangnya mas?”

“wah, belum tahu juga saya, saya baru di tempatkan di sini mas..”

“Oh iya.. namanya siapa mas?”

“Boy..”

“boy? kasfi..” aku menjabat tangannya dan memberikan sedikit senyum, supaya dia lebih rileks. agak tertekan dia sepertinya..

“jadi gini mas boy, orang orang kampus sini emang kadang kadang suka nanya nanya mas, jadi kalo mas pengen ngasitahu mereka tentang greenpeace, kasih mereka fakta fakta, HPH itu adalah ini ini.. mekanisme hph itu adalah seperti ini, dan harus tahu juga pandangan pemerintah seperti apa, ..”

aku memperhatikan mukanya yang menatapku dengan agak serius.. aku senyum lagi.. dan mengarahkan nada suaraku dalam frekuensi orang yang sedang memberi tahu hal yang tidak terlalu penting, supaya harga dirinya tidak terlalu terinvasi..

“iya mas, kemaren juga ada anak teknik lingkungan yang nanya nanya sampe gak bisa jawab saya..”

“ya memang seperti itu,,”

“jadi kalau kita tahu apa alasan pemerintah kan,  istilahnya jadi lebih objektif jadi seruannya..”

” iya ya..”

dia jadi agak merenung.. wah berlebihan kayaknya saya!

“ya udah  mas,, makasih ya..” kayaknya terlatih untuk blang terima kasih dia..

“iya,, sama sama mas boy, gud lak ya?”

dia berlalu..

semangat mas boy! jalanmu masih panjang, mudah mudahan kau bisa mengambil himah dari pertemuan singkat kita,,